Saturday, February 28, 2015

Pertandingnan Paling Dramatis Juventus VS Borussia Dortmund

Tengah pekan esok wakil tunggal Serie A Italia di Liga Champions, Juventus, harus berjibaku meladeni tantangan Borussia Dortmund, pada leg pertama babak 16 besar. Jelang pertemuan tersebut, Juve jelas harus melupakan kegagalan mereka di final Liga Champions 1996/97 oleh Die Borussen, dalam pertemuan terakhir kedua kubu.

Selain itu, tim asuhan Massimiliano Allegri juga patut waspada dengan perjuangan heroik khas klub-klub Bundesliga Jerman di kancah Eropa. Si Nyonya Tua bisa berkaca dari pelajaran sembilan tahun lalu, saat mereka terkapar secara dramatis di Weserstadion, karena kalah 3-2 dari Werder Bremen, di ajang dan babak yang sama.

Kala itu Juve amat diunggulkan bakal menyingkirkan Bremen dengan mudah di babak 16 besar Liga Champions. Selain karena kejemawaan mereka di kompetisi domestik, I Bianconeri juga gemilang di babak fase grup, dengan lolos sebagai juara grup di atas raja Bundesliga Jerman, Bayern Munich.

Namun kenyataannya tidak sama sekali. Pada leg pertama yang dilangsungkan di Weserstadion, Bremen mampu tampil heroik melawan deretan bintang mahal asuhan Fabio Capello.

Berbekal dukungan 42 ribu lebih para suporter sejatinya, Bremen terus menempatkan Juve di bawah tekanan di sepanjang babak pertama. Pelatih mereka, Thomas Schaff begitu mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Juve yang ditempati Manuele Blasi.

Gelandang muda Italia itu tampil sebagai bek kanan, untuk menutup absen Gianluca Zambortta akibat skorsing. Benar saja, sisi itu jadi titik lemah Juve. Bremen pun sukses membuka keunggulan di menit ke-37, melalui Christian Schulz yang merengsek dari sisi kanan dan menghasilkan kemelut di depan jala Gigi Buffon. Skor 1-0 untuk Die Grün-Weißen, bertahan hingga turun minum.

Kendali permainan tetap jadi milik Bremen di paruh kedua. Namun peruntungan Juve berubah, setelah Capello memasukkan sang kapten, Alessandro Del Piero, kala laga berjalan tepat satu jam.

Kejeniusan Alex dalam membuka ruang bagi rekan-rekannya sungguh membuat para bek Bremen frustrasi. Permainan disiplin yang dipergakan Naldo cs di sepanjang laga mendadak jadi rancu akibat keberadaanIl Pinturicchio.

Alex kemudian jadi aktor pemula gol penyeimbang kedaan yang dicetak Pavel Nedved, pada menit 74. Ia sukses menyodorkan bola pada The Czech Cannon yang berdiri bebas di depan gawang Bremen. Skor berubah 1-1.

Enam menit jelang laga berakhir, umpan Alex yang membentur kepala Torsten Frings, berhasil dieksploitasi David Trezeguet menjadi gol, yang membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk La Vecchia Omcidi.

Pertandingan usai? Sama sekali belum. Gol Trezeguet memacu para penggawa Bremen untuk bermain gila di sisa tiga menit pertandingan. Memanfaatkan dua situasi sepak pojok pamungkas, Die Werderaner secara luar biasa sanggup meraih kemenangan dramatis.

Diawali oleh gol Tim Borowski menit ke-87. Gelandang berambut pirang ini mampu memaksimalkan umpan Frings -- selepas eksekusi sepak pojok Johan Micoud -- untuk menalukkan Buffon dan menyamakan keadaan menjadi setara 2-2.

Weserstadion lantas meledak oleh keriuhan penonton, setelah pemain pujaan tuan rumah, Micoud, dengan sempurna menanduk bola kiriman Patrick Owomoyela dari sepak pojok Frings. Skor berbalik 3-2 untuk Bremen dan keunggulan itu bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Sayang,  Bremen akhinya gagal lolos ke fase perempat-final, setelah Juve melakukan pembalasan sempurna di Delle Alpi, lagi-lagi lewat bentrok dramatis yang kali ini berakhir 2-1 untuk La Fidanzata d'Italia.









cara pemesanan
ketik nama#alamat#Merk#Kode#size kirim ke 087725988522



EmoticonEmoticon