Thursday, October 30, 2014

Dua puluh satu tahun berlalu sejak seorang pemuda berusia 18 tahun mencetak hat-trick pertamanya bagi Liverpool di Liga Primer. Robbie Fowler.

Dua puluh satu tahun berlalu sejak seorang pemuda berusia 18 tahun mencetak hat-trick pertamanya bagi Liverpool di Liga Primer. Robbie Fowler.

Robbie Fowler mencetak hat-trick seiring Liverpool membalas dua gol Southampton yang dicatatkan oleh Matthew Le Tissier dalam laga seru di Anfield, tepat 21 tahun yang lalu.
Gol ketiganya - empat menit jelang bubaran - disematkan oleh sang penyerang di tengah-tengah kekacauan setelah Fowler melengkungkan bola sepakan bebasnya. Ian Rush berlari untuk mebingungkan kiper lawan, Tim Flowers, sehingga bola bebas melaju ke tiang jauh.
Namun, takkan ada yang meragukan betapa klinisnya dua gol pertama Fowler. Penyerang remaja itu mencetak gol di menit 14, menanduk bola ke bawah, melewati jangkauan Flowers usai menyambut umpan silang Rob Jones.
Gol keduanya terlahir 13 menit kemudian dan ini jauh lebih indah. Fowler menguasai umpan jauh Neil Ruddock dengan dadanya dan melewati penjagaan lawan, lalu melancarkan sepakan keras ke sudut gawang The Saints.
Dua gol Fowler pun tak kalah saing dengan gol Tissier lima menit jelang jeda. Iain Dowie menanduk bola ke arah Le Tissier, yang terus menggulirkan bola dari kaki kiri ke kanan, lalu melewati kawalan Mark Wright sebelum melepas tendangan mendatar lewat sepakan setengah voli.
Di babak kedua, Liverpool menerapkan strategi menyerang total. Permainan menyerang ini pun langsung berbuah manis ketika Flowers hanya mampu membelokkan back-heel Paul Stewart ke arah Ian Rush, yang langsung memasukkan bola ke gawang kosong.
Le Tissier kembali memberikan harapan pada Saints di menit 78. Ia menyambut umpan Glenn Cockerill dan langsung mencungkil bola dengan kaki kanannya. Tak terhentikan, tapi Liverpool masih tetap memimpin.
Tak lama berselang, Fowler dipastikan menjadi pencetak gol keempat Liverpool – ini merupakan hat-trick pertamanya di Liga Primer.
Fowler mencetak hat-trick perdananya saat masih berusia 18 tahun.
Bos Liverpool saat itu, Grame Souness, membawa bintang 18 tahun yang telah mencetak hat-trick ke ruang konferensi. Tanpa ragu, sang pelatih mengatakan dengan bangga, “Saya rasa Anda menyaksikan seorang pemuda yang bisa jadi apapun yang ia inginkan dalam sepakbola. Ia bermain dalam delapan laga dan telah mencetak 10 gol, dan itu sudah cukup berbicara.”
“Terlepas dari golnya, ia memiliki kesadaran dan pemahaman yang hebat tentang sepakbola. Ia bermain melawan orang yang telah bermain di Liga Primer selama bertahun-tahun dan ia melampaui banyak dari mereka. Itu adalah hal yang akan terus berkembang.”
Sementara itu, Fowler mengakui dirinya tak berniat mencetak gol saat tendangan bebasnya masuk ke gawang. “Saya melihat Rushie berlari dan saya ingin mencapainya,” ujar Fowler. “Siapapun pasti senang bisa mencetak tiga gol di Liga Primer. Jadi, ini lebih bagus dari lima gol yang saya dapatkan di Piala Coca-Cola. Saya bisa melakukannya karena dibantu oleh penyerang yang sangat bagus. Siapapun yang tak belajar dari Ian Rush harus ditembak,” candanya.














EmoticonEmoticon